Senin, 24 Juni 2024

TERAPAN BRAND “JOGJA ISTIMEWA” TERHADAP PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS COMMUNITY BASED TOURISM (CBT) DI YOGYAKARTA

ABSTRACT The brand of “Jogja Istimewa” (Jogja is Special) is one of boosters of tourism development in Yogyakarta which increases each year. However, the role of this special status is not optimum yet when the society presenting Yogyakarta‟s local wisdom is not playing the roles. Realization of this special status is expected not only showing the image or marketing logo, but also it is required to form action from the society as the host. The implementation of local wisdom will bring positive impact for tourists. Keywords : Community Based Tourism, Tourism Marketing I. PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Yogyakarta adalah suatu kota yang memiliki keistimewaan yang beraneka warna, sehingga pemerintah pusat memberikan perundangan keistimewaan kota ini. Keistimewaan kota Yogyakarta bias dikaji dari beberapa aspek yaitu Penetapan Pimpinan Daerah (Gubernur dan wakilnya), Kelembagaan Pemerintah Daerah, Kebudayaan, Pertanahan dan Tata Ruang. Sebagai kota yang memiliki “status istimewa” kota Yogyakarta membutuhkan strategi yang berbeda dalam pengembangan kepariwisataannya yang dirancang sesuai potensi dan kekhasan kota itu sendiri. Konsep kreatif ini selayaknya dikembangkan dengan tetap mengacu kepada paradigma baru pembangunan kepariwisataan. Konsep strategi pengembangan pariwisata daerah Yogyakarta ini dimulai dengan keterlibatan masyarakat serta pemerintah. Permasalahan yang muncul salah satunya bersumber dari surat kabar suara karya pada bulan mei tahun 2015 yang menyatakan bahwa : YOGYAKARTA (SK) – Pemangku kepentingan pariwisata Yogyakarta perlu merancang konsep yang kreatif dan khas untuk mengeksplor pariwisata Yogyakarta. Kekhasan potensial mendorong pertumbuhan pariwisata Yogyakarta melalui keistimewaan daerah. “Citra keistimewaan Yogyakarta semakin dipertegas,” ujar peneliti dari Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada, Djanianton Damanik dalam rilis yang diterima Suarakarya.id di Jakarta, Minggu (3/5). Selama ini, dia melihat ciri khas dari „status istimewa‟ belum terlalu ditonjolkan . Wisatawan belum merasakan langsung penyajian pariwisata yang istimewa itu. Padahal, keistimewaan dalam konteks pariwisata belum banyak ditemukan dalam pelayanan terhadap wisatawan di seluruh daerah Indonesia. Dia mencontohkan keistimewaan konsep wisata menonjolkan keramahan terhadap setiap wisatawan. Wisatawan mancanegara, nusantara, maupun penyandang disabilitas wajib diperlakukan ramah tanpa pembedaan. Penyandang disabilitas bisa dilayani dengan cara memberikan tombol sinyal penyeberangan bagi tunanetra di lokasi-lokasi lampu pengatur lalu-lintas. Selain itu, nilai keistimewaan yang dimiliki Yogyakarta juga dapat dimunculkan, misalnya dengan menyajikan pelayanan atau panduan wisata dengan menggunakan bahasa yang disisipi idiom atau artikulasi bahasa yang khas Yogyakarta. “Karena setiap wisatawan yang datang memang betul-betul ingin merasakan suasana asli Yogyakarta, bukan suasana lainnya,” tandas Damanik. Dari artikel diatas dapat dilihat bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta belum secara optimal mengimplementasikan “ status istimewanya “ dalam bentuk peningkatkan kapasitas masyarakat sebagai tuan rumah (host) bagi tamu atau wisatawan yang berkunjung ke daerahnya. I.2. Pencitraan dalam Pariwisata Pencitraan adalah sebuah cara dengan memberi penguatan pada symbol atau penanda tertentu. Demikian juga simbol atau penanda yang digunakan oleh pemerintah di daerah-daerah dalam mengembangkan pariwisata yang berbasis budaya dan kearifan lokal. Pemerintah Kota Yogyakarta misalnya, menggunakan branding “Jogja Istimewa ” yang dijadikan sebagai “pusaka” peradaban hari ini yang akan menjadi pedoman arah pembangunan Yogyakarta. Citra kekayaan budaya dan kawasan bangunan cagar budaya beserta kehidupan masyarakatnya yang dimiliki kota Yogyakarta menjadi daya tarik wisata utama yang ditawarkan kepada wisatawan. Simbol (sign) inilah yang menjadikan Yogya istimewa. MASALAH PENELITIAN II.1. Identifikasi Masalah 1. Berdasarkan pada latar belakang diatas, terdapat beberapa identifikasi permasalahan yaitu : Belum optimalnya kapasitas masyarakat sebagai tuan rumah (host) bagi tamu atau wisatawan yang berkunjung sebagai perwujudan dari sadar wisata. 2. Belum optimalnya pengembangkan pariwisata yang berbasis masyarakat (CBT) di Yogyakarta 3. Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya nilai sadar wisata dalam pengembangan destinasi pariwisata. II.2. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan permasalahannya adalah: 1. Bagaimanakah implementasi pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (CBT) di Yogyakarta ? 2. Bagaimanakah bentuk aksi penerapan sadar wisata dimasyarakat ? Bagaimanakah bentuk konsep pemasaran yang kreatif dan khas sebagai wujud keistimewaan Yogyakarta ? TINJUAN PUSTAKA Pariwisata Berbasis Masyarakat ( Community based Tourism) Pariwisata berbasis masyarakat (community based tourism) dikembangkan berdasarkan prinsip keseimbangan dan keselarasan antara kepentingan berbagai steakholders pembangunan pariwisata termasuk pemerintah, swasta dan masyarakat. Secara ideal priinsip pembangunan pariwisata “ dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat “. Dalam setiap tahapan pembangunan, yang dimulai dari perencanaan, pembangunan, pengelolaan dan pengembangan sampai dengan pemantauan ( monitoring) dan evaluasi, masyarakat setempat harus dilibatkan secara aktif dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi karena tujuan akhir adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Masyarakat sebagai pelaku utama dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat berperan di semua lini pembangunan baik sebagai perencana, investor, pelaksana , pengelola, pemantau maupun elevator. Namun demikian meskipun pembangunan pariwisata berbasis masyarakat menekankan pada factor masyarakat sebagai komponen utama, keterlibatan lainnya seperti pemerintah dan swasta sangat diperlukan. Masyarakat setempat atau mereka yang tinggal di destinasi sangat mempunyai peranan dalam menjunjung keberhasilan pembangunan pariwisata daerahnya. Peran masyarakat di dalam memelihara sumber daya alam dan budaya yang berpotensi untuk menjadi daya tarik wisata tidak dapat diabaikan. Dalam konteks ini hal yang terpenting adalah upaya memberdayakan masyarakat setempat dengan mengikut sertakan mereka dalam berbagai kegiatan pembangunan pariwisata. Untuk itu pemerintah sebagai fasilitator dan stakeholder lainnya harus dapat menghimbau dan memberikan motivasi kepada masyarakat agar bersedia berpartisipasi aktif di dalam pembangunan pariwisata. Walaupun tidak berarti bahwa masyarakat setempat memiliki hak mutlak, pembangunan pariwisata berbasis masyarakat tidak akan terwujud apabila penduduk setempat merasa diabaikan, atau hanya dimanfaatkan, serta merasa terancam oleh kegiatan pariwisata di daerah mereka. Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat menuntut koordinasi dan kerja sama serta peran yang berimbang antara berbagai unsur stakeholder termasuk pemerintah, swasta dan masyarakat. Oleh karena itu salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat adalah pendekatan partisipatif. Pendekatan ini digunakan untuk mendorong terbentuknya kemitraan diantara pihak stakeholder terkait tersebut. Disamping itu, pengembangan pariwisata berbasis masyarakat diarahkan untuk mengurangi tekanan terhadap obyek dan daya tarik wisata sehingga pembangunan pariwisata dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini masyarakat setempat harus disadarkan atas potensi yang dimiliki sehinggga mereka mempunyai rasa ikut memiliki (sense of belonging) terhadap aneka sumber daya alam dan budaya sebagai asset pembangunan pariwisata. Pemasaran Pariwisata Konsep ”pemasaran”, pada umumnya dikonotasikan dengan promosi dan penjualan. Namun sebenarnya kegiatan pemasaran jauh lebih luas. Menurut Philip Kotler (2009), Pemasaran adalah fungsi manajemen yang mengatur dan mengarahkan semua kegiatan usaha berdasarkan hasil penilaian terhadap kebutuhan pembeli dan menyesuaikan daya beli mereka untuk menjadi permintaan yang efektif terhadap suatu produk atau jasa, serta mengalirkan produk atau jasa tersebut ke konsumen atau pengguna akhir dalam mencapai target keuntungan atau tujuan lain yang ditetapkan perusahaan atau organisasi. Pada dasarnya, pemasaran pariwisata adalah komunikasi antara pembeli dan penjual. Penjual harus memahami apa keinginan dan kebutuhan wisatawan/konsumen. Produk hendaknya dilihat dalam kaitan dengan keinginan dan harapan wisatawan. Pembeli dapat memahami apa yang dimiliki oleh penjual. Merujuk pada definisi pemasaran yang diberikan Philip Kotler, seperti dijelaskan di atas, maka ada kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam melakukan pemasaran, yaitu : 1. Memahami kebutuhan pelanggan dengan baik 2. Mengembangkan produk yang mempunyai nilai superior 3. Mendistribusikan 4. Mempromosikan produk dengan efektif Jadi pemasaran bukan sekedar menjual saja, melainkan merupakan kegiatan yang dimulai dengan menganalisis kebutuhan konsumen, mengembangkan produk hingga menjualnya. III.3. Konsep Pemasaran Pariwisata dalam Struktur Destinasi Secara umum tujuan dari pembangunan pemasaran dalam dan luar negeri adalah menyiapkan data dan informasi wisatawan nusantara dan mancanegara yang akan digunakan secara optimal bagi pengambil kebijakan dalam pemasaran pariwisata dalam negeri (pasar wisatawan nusantara) dan pariwisata luar negeri (pasar wisatawan mancanegara). Ruang lingkup pembangunan pemasaran meliputi pembekalan berbagai aspek, sebagai berikut: 1. Pasar Utama dan Pasar Potensial Pasar pariwisata mencakup batasan segmentasi wisatawan yang satu sama lainnya memiliki perbedaan, baik dalam hal negara asal, usia, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, keinginan, sikap, daya beli dan cara-cara pembeliannya. Berbagai variabel tersebut yang dapat digunakan untuk mensegmenkan suatu pasar. Variabel utama yang dapat dilakukan untuk melakukan segmentasi adalah: a. Segmentasi geografis Segmentasi ini membagi pasar ke dalam unit-unit geografis, misalkan daerah/negara asal wisatawan mancanegara yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata di Indonesia. Unit-unit geografis disini dapat berupa negara, provinsi, kota, kabupaten, dan kecamatan. b. Segmentasi demografis Segmentasi ini membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasar pada variabel demografis seperti, umur, jenis kelamin, jumlah keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama dan kebangsaan. Segmentasi ini paling banyak digunakan oleh para pemasar, karena kebutuhan dan keinginan konsumen paling sering dipengaruhi oleh variabel-variabel demografis ini. c. Segmentasi psikografis Segmentasi ini membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasar pada orientasi nilai dan perilaku wisatawan yang merepresentasikan kelas sosial, gaya hidup, dan karakteristik pribadi/ individu. Seseorang yang berada pada kelompok demografis yang sama bisa memiliki profil psikografis yang berbeda. d. Segmentasi berdasar perilaku (behavior segmentation) Segmentasi ini membagi pasar kedalam kelompok-kelompok berdasar pengetahuan mereka, sikap, penggunaan atau tanggapan terhadap suatu produk. Setelah segmen pasar diidentifikasi, selanjutnya dipilih segmen yang paling menarik dan menguntungkan untuk dijadikan sasaran pasar (target market), yaitu pasar utama dan pasar potensial. Pengertian dari kedua kategori pasar ini adalah: a. Pasar utama merupakan pasar yang memiliki kontribusi signifikan (10 besar) sebagai penyumbang kunjungan terbesar secara nasional dan telah berlangsung dalam kurun waktu setidaknya 5 – 10 tahun terakhir. b. Pasar potensial adalah negara-negara sumber pasar yang karena faktorfaktor tertentu (kemampuan pembelanjaan, kecenderungan kunjungan yang tumbuh signfikan, dan aspek-aspek lain yang mengindikasikan nilai penting pasar tersebut, seperti lama tinggal /LOS dan revenue) 2. Persaingan Persaingan pasar pariwisata akan meliputi: a. Pesaing Utama Pendefinisian pesaing utama kepariwisataan Indonesia berpijak pada pengertian bahwa pesaing utama adalah negara-negara yang memiliki kesamaan dalam hal perolehan jumlah kunjungan, kedekatan aspek geografis, dan kesamaan produk dan pasar. b. Pesaing Khusus Pesaing khusus lebih mengacu pada beberapa kriteria tertentu yang diasumsikan secara tidak langsung dapat menjadi pesaing Indonesia dalam memperebutkan target pasar. Kriteria tersebut meliputi proksimitas lokasi/geografis dan posisi khusus mereka dalam pengembangan kepariwisataan Indonesia. 3. Pencitraan (Branding) Brand merupakan identitas yang dimiliki suatu destinasi wisata dan juga merupakan cerminan citra destinasi wisata (brand image). Setiap destinasi wisata mempunyai citra atau image tertentu yaitu mental maps seseorang terhadap satu destinasi wisata yang mengandung keyakinan, kesan dan persepsi (I Gde Pitana dan Putu G. Gayatri, 2005). Pencitraan merupakan bagian dari Positioning, yaitu kegiatan untuk membangun citra atau image dibenak pasar melalui desain terpadu antara produk, komunikasi pemasaran, kebijakan harga, dan saluran pemasaran yang tepat dan konsisten dengan citra atau image yang ingin dibangun serta ekspresi yang tampak dari sebuah produk. Positioning bertujuan membantu wisatawan untuk mengetahui perbedaan yang sebenarnya antara suatu destinasi dengan destinasi pesaing. Untuk membangun citra atau image maka perlu diketahui bagaimana persepsi wisatawan. Persepsi adalah bagaimana wisatawan melihat atau berpendapat mengenai suatu destinasi wisata. Persepsi tersebut terbentuk sejalan dengan pengalaman wisatawan terhadap suatu destinasi wisata selama berkunjung. Untuk menunjukkan perbedaan dengan destinasi pesaing, perlu dilakukan branding. Branding adalah proses komunikasi dari sebuah brand/produk. Bauran Pemasaran Salah satu definisi pemasaran adalah sebuah proses manajemen untuk mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memuaskan kebutuhan pelanggan serta memberi keuntungan bagi perusahaan/organisasi. Jadi pemasaran bukanlah hanya kegiatan menjual saja. Dari definisi ini dapat dilihat bahwa ada kegiatan mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memuaskan. Untuk memuaskan pelanggan terdapat beberapa variabel yang disebut bauran pemasaran (marketing mix.), yang terdiri dari produk (product), lokasi (place), harga (price) dan promosi (promotion). Bauran pemasaran terdiri dari empat variabel utama yang satu sama lain saling terkait erat dan menjadi kombinasi strategi dalam aktivitas pemasaran. Jadi konsep bauran pemasaran merupakan segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi permintaan akan produk. a. Produk (product) Produk (product) adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, dapat berwujud atau tidak berwujud atau kombinasi keduanya. b. Lokasi (place) Lokasi (place) adalah tempat dimana konsumen dapat mencari informasi, memperoleh penjelasan atau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan kepada konsumen. c. Harga (price) Harga (price) adalah harga yang dijadikan dasar penawaran kepada konsumen, ditetapkan sedemikian rupa sehingga menarik bagi konsumen dan bersaing dengan harga yang ditetapkan oleh pesaing terhadap produk yang sama. d. Promosi (promotion) Promosi (promotion) adalah suatu cara menginformasikan atau memberitahukan kepada calon pembeli tentang produk yang ditawarkan dengan memberitahukan tempat-tempat dimana orang dapat melihat atau melakukan pembelian pada waktu dan tempat yang tepat. Cara berpromosi akan berbeda-beda, tergantung dimana akan berpromosi. Pemasaran yang Bertanggungjawab (Responsible Marketing) Pembangunan pemasaran pariwisata Indonesia harus didasarkan pada prinsip-prinsip pemasaran yang bertanggungjawab. 1. Definisi Responsible Marketing Responsible Marketing adalah proses perencanaan, pengelolaan dan evaluasi kegiatan pemasaran serta bauran pemasaran, yang memperhatikan dan mempertimbangkan aspek lingkungan, pemberdayaan masyarakat, terpenuhinya hak-hak wisatawan, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab wisatawan selama berwisata. Definisi diatas mengandung beberapa pengertian penting, yaitu: a. Pemasaran dipandang sebagai sebuah proses (perencanaan, pengelolaan dan evaluasi) yang berlanjut (sustainable), b. Upaya untuk memperhatikan dan mempertimbangkan kepentingan pelestarian lingkungan (nature conservation) dalam setiap aktivitas pemasaran, c. Memperhatikan dan mempertimbangkan tanggung jawab kepada masyarakat lokal (local community) sebagai tuan rumah (host) dalam setiap aktivitas pemasaran, d. Memperhatikan dan mempertimbangkan tuntutan, kebutuhan dan hak-hak wisatawan (tourists' rights), e. Mendorong wisatawan untuk turut bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan, mendukung pemberdayaan masyarakat lokal dan taat pada hukum dan aturan setempat. Dari definisi di atas dapat dilihat adanya penekanan penting dari pemasaran bertanggungjawab dibandingkan dengan kegiatan pemasaran pada umumnya, yaitu selain ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi (unit bisnis) secara umum (penciptaan keuntungan komersial) juga diwajibkan untuk memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat serta memastikan terpenuhi hak-hak wisatawan. 2. Prinsip – Prinsip Dasar Responsible Marketing Setiap tahapan dalam proses pemasaran dan perencanaan bauran pemasaran harus mampu menciptakan dimensi yang bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan. Dalam hal ini lingkungan yang dimaksud meliputi, lingkungan biotik (lingkungan alam) dan lingkungan abiotik (sosial budaya, masyarakat, adat istiadat, dan sejenisnya). Setiap tahapan dalam proses pemasaran dan perencanaan bauran pemasaran harus mampu menciptakan dimensi yang bertanggung jawab terhadap pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat yang dimaksud meliputi, pelibatan masyarakat lokal dalam setiap kegiatan perencanaan dan operasional kegiatan pariwisata, peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan peluang usaha dan pendapatan, dan penguatan kapasitas organisasi di tingkat masyarakat lokal. Setiap tahapan dalam proses pemasaran dan perencanaan bauran pemasaran harus mampu menciptakan dimensi bertanggung jawab untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan dasar wisatawan serta menjamin hak-hak mereka selama berwisata.. Dalam hal ini hak-hak wisatawan meliputi di dalamnya hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama (non diskriminasi), perlindungan hukum, keamanan, kesehatan, dan kemudahan aksesibilitas bagi para wisatawan dengan keterbatasan fisik. 3. Tolok Ukur Responsible Marketing a. Menumbuhkan peran serta masyarakat dalam kegiatan pariwisata di wilayahnya. Pemberdayaan masyarakat dalam arti luas dapat diartikan sebagai upaya untuk melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan, implementasi dan evaluasi kegiatan pariwisata di wilayahnya. Untuk itu diperlukan adanya sistem yang dapat mengakomodasikan berbagai kepentingan antara pelaku pariwisata dengan masyarakat lokal. Dalam hal ini mekanisme komunikasi dan penciptaan kolaborasi kegiatan antara pelaku pariwisata (swasta dan pemerintah) dengan masyarakat menjadi sangat berpengaruh. Selain aspek pelibatan, pemberdayaan masyarakat juga perlu mencakup aspek ekonomis, dimana keuntungan yang diperoleh dari aktivitas pariwisata di sebuah komunitas harus dikembalikan secara proporsional kepada masyarakat yang bersangkutan. Dalam hal ini keberadaan sistem yang dapat mengakomodasi pengembalian keuntungan kepada masyarakat sangat diperlukan. Selanjutnya, untuk menjamin terlaksananya pemberdayaan masyarakat dalam proses dan bauran pemasaran, maka diperlukan adanya mekanise pengawasan dan evaluasi. b. Mendukung upaya-upaya konservasi/kelestarian lingkungan alam, sosial dan budaya. Salah satu tujuan utama dari penerapan Pemasaran Bertanggung jawab atau responsible marketing adalah, terciptanya keseimbangan antara penggunaan/pemanfaatan dengan pelestarian. Hal ini dapat diartikan sebagai upaya untuk melakukan investasi ulang dari hasil pendapatan yang diperoleh melalui kegiatan pariwisata, terhadap aset-aset lingkungan alam, sosial dan budaya yang telah digunakan untuk kegiatan pariwisata. Secara ekonomis, keuntungan yang diperoleh dari aktivitas pariwisata di suatu obyek wisata alam, harus disisihkan untuk merevitalisasi lingkungan alam di sekitarnya yang telah menjadi obyek kunjungan. Demikian halnya dengan keuntungan yang diterima dari suatu kunjungan ke obyek wisata budaya (misal, desa wisata, museum, candi, dan sebagainya), harus didistribusikan dalam prosentase tertentu untuk pelestarian dari obyek budaya yang bersangkutan Selain redistribusi keuntungan, yang perlu dilakukan dalam menjaga menjaga kelestarian lingkungan alam, sosial dan budaya adalah, mendorong tumbuhnya perilaku positif wisatawan terhadap alam, menjaga perilaku terhadap masyarakat lokal dan menghargai adat istiadat setempat. c. Mengembangkan persepsi positif wisatawan sebagai tanggapan atas terpenuhinya tuntutan, kebutuhan dan hak-hak mereka dalam berwisata. Salah satu indikator penting dari konsep Pemasaran Bertanggung jawab adalah, terciptanya kepuasan wisatawan atas pengalaman berwisata yang dikonsumsinya. Kepuasan disini dapat tercipta manakala produk dan layanan yang diterima oleh wisatawan sesuai dengan harapan dan kebutuhannya. Persepsi positif wisatawan dapat diciptakan melalui upaya untuk menjamin terlindunginya hak-hak asasi wisatawan, khususnya terkait dengan aspek kebutuhan dasar wisatawan (keamanan dan kesehatan), perlindungan hukum dan kesamaan hak (non diskriminasi). Dengan semakin tingginya motivasi untuk melakukan kegiatan berwisata, maka tumbuh pula pasar wisatawan yang memiliki keterbatasan fisik, sehingga untuk menciptakan kemudahan dalam berwisata sekaligus mengembangkan citra pariwisata yang aksesibel untuk semua, maka perlu adanya jaminan bagi kemudahan wisatawan dengan keterbatasan fisik tersebut, baik dalam aspek produk, informasi maupun distribusinya. d. Menciptakan sistem yang mampu menjamin diaplikasikannya konsep Pemasaran Bertanggung jawab pada proses dan bauran pemasaran oleh seluruh stakeholder periwisata. Untuk menjamin berjalannya konsep dan penerapan prinsip-prinsip Pemasaran Bertanggung jawab oleh stakeholder pariwisata, baik di tingkat pusat maupun daerah, maka diperlukan adanya manajemen informasi Pemasaran Bertanggung jawab yang mampu mengakomodasikan berbagai kepentingan dan peran serta kewenangan masing-masing stakeholder tersebut diatas. Sebagai upaya untuk mendorong para stakeholder pariwisata menerapkan konsep dan prinsip-prinsip Pemasaran Bertanggung jawab diperlukan adanya sistem yang dapat mengakomodasikan pemberian penghargaan dan sanksi (reward and punishment) bagi para pelaku yang terlibat dalam kegiatan pemasaran pariwisata. Sistem ini sekaligus dapat menjadi alat kontrol bagi penilaian atas keberhasilan atau penyimpangan yang dilakukan oleh pelaku pariwisata dalam pelaksanaan kegiatan pemasarannya. 4. Penerapan Sustainable Tourism Development dalam Responsible Marketing Responsible Marketing dalam industri pariwisata sebenarnya merupakan penjabaran dari konsep responsible tourism, khususnya terkait dengan aspekaspek produk dan promosi. Responsible tourism sendiri merupakan hasil dari koreksi terhadap perkembangan mass tourism (pariwisata masal) yang secara nyata telah banyak memberikan dampak negatif pada masyarakat lokal dan lingkungan alam. Pada masa lalu pembangunan pariwisata di hampir seluruh penjuru dunia (khususnya negara dunia ketiga/sedang berkembang) selalu diarahkan pada upaya mendapatkan sebanyak mungkin wisatawan untuk dapat meraup sebesar-besarnya devisa/pendapatan dari para wisatawan tersebut. Pada akhirnya beberapa permasalahan di tingkat masyarakat dan lingkungan mulai timbul dari adanya eksplorasi besar-besaran atas alam, budaya dan keunikan-keunikan lokal lainnya. Kondisi-kondisi diatas pada akhirnya disadari sebagai dampak buruk yang perlu untuk segera dicegah perkembangannya, baik melalui pembuatan rambu-rambu dalam pengembangan pariwisata yang berbasis pada lingkungan, maupun pelibatan masyarakat dalam turut menjaga aset budaya, alam dan lingkungannya sebagai aset penting bagi berlangsungnya kegiatan pariwisata.

Selasa, 20 Desember 2022

DAYA TARIK ARSITEKTUR BANGUNAN WAT ARUN DI BANGKOK THAILAND


,Arsitektur Bangunan Wat Arun ,asiatique,iconsiam.pantai pattaya.

Selama melakukan Program ini penulis mengamati perbedaan suasana dari mulai kegiatan perekonomian, budaya, gaya hidup hingga perkembangan sektor pariwisata yang sudah dikelola secara baik oleh Pemerintahan di setiap Negara. Kepariwisataan merupakan salah satu industri strategis di dunia. Hal ini disebabkan sebagian negara-negara yang ada di dunia mendapatkan devisa dari sektor kepariwisataan. Kepariwisataan juga merupakan kegiatan yang strategis jika ditinjau dari segi pengembangan ekonomi dan sosial budaya karena kepariwisataan mendorong terciptanya lapangan pekerjaan, perkembangan investasi, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menanamkan rasa cinta tanah air terhadap nilai-nilai budaya bangsa. (Suyitno, 2013:68),

Perbedaan yang paling mencolok terdapat pada sektor Pariwisata dimana di setiap Negara Sektor Pariwisata memiliki peranan yang begitu besar dalam Pembangunan Perekomoian bagi masyarakat maupun Negara, yang terbukit dengan padatnya wisatawan disetiap lokasi pariwisata yang terdapat di Negara-negara tersebut. Dunia pariwisata mulai disadari sebagai peluang baru di sekitar bisnis dan perdagangan Industri pariwisata yang mempunyai potensi cukup besar karena mendatangkan devisa yang besar bagi Negara Indonesia. Hal tersebut sangat dapat menunjang tingkat kesejahteraan hidup rakyat

(Suhendroyono;2016)

Dimasing-masing Negara, Sektor Pariwisata sudah dijadikan sebagai Sektor Unggulan yang mampu meningkatkan pendapatan Negara serta membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya selain dari beberapa sektor di Bidang Perekonomian lainnya seperti : Pertambangan dan Perkebunan. Menurut primantoro dalam jurnal kepriwisataan 2015:12 bahwa pariwasata Sebagai salah satu sektor andalan yang diharapkan mampu memberikan sumbangan devisa bagi Negara pada saat ini dan pada masa datang, pariwisata memiliki kerentanan terhadap faktor-faktor lingkungan alam, keamanan, dan aspek global lainnya.salah satu nya yaitu negara thailand terutama pariwisata di sektor bangkok thailand yang menjadi barameter pariwisata di negara nya.

Negara Bangkok Thailand  merupakan Negara yang juga telah mengelola dan menjadikan Sektor Pariwisata, sebagai Sektor unggulan dari Negaranya. Bangkok Thailand adalah Sebuah Negara yang berada di Kawasan Asia tenggara yang termasuk kedalam Negara yang maju dan berkembang baik dibidang industri maupun di bidang pariwisata untuk Kawasan Asia maupun Kawasan Asia Tenggara yang memiliki

Brand Image Pariwisata berupa “ Truly Asia” yang mampu menggambarkan keanekaragaman Budaya, Suku, Bahasa, Agama, Sosial budaya dan atraksi wisata yang terdapat di Negara ini yang mampu menarik minat wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata ke Negara Bangkok Thailand dimana strategi pengembangan sektor Pariwisata di Negara ini sangat berhasil yang didukung dengan kegiatan promosi yang menarik serta adanya keselarasan pembangunan sektor pariwisata antara Pemerintahan, Masyarakat dan Pihak Swasta. Sehingga menjadikan Sektor Pariwisata di Negara ini sebagai sektor unggulan yang mampu meningkatkan perekonomian negara.

Selain itu dari beberapa Atraski wisata yang terdapat di Negara Bangkok Thailand yang penulis Kunjungi selama melaksanakan Program Foreign Case Study, Penulis memilih dan tertarik untuk membahas atraksi wisata yang terdapat di Negara Bangkok Thailand  yaitu Arsitektur Bangunan Wat Arum Bangkok Thailad.  

Bangunan Wat Arum Bangkok Thailadmerupakan salah satu ikon wisata Negara Thailand  selain Menara Petronas atau yang lebih sering disebut Arsitektur Bangunan Wat Arum merupakan Objek wisata yang terdapat di Gombak, Selangor, Thailand  yang memiliki keunikan dari segi tempat yang merupakan perpaduan antara daya tarik wisata dan tempat ibadah, sebab Objek wisata ini masih dipergunakan oleh masyarakat Buddha sebagai tempat ibadah, selain masih memiliki keunikan lainnya serta memiliki pesona tersendiri dibandingkan dengan atraksi-atraksi lainnya yang terdapat di Negara ini yang mampu menarik wisatawan untuk mengunjungi Daya tarik wisata ini ketika berlibur ke Negara Bangkok Thailand . Alasan inilah penulis memilih Objek Wisata Wat Arum Bangkok sebagai bahasan dalam membuat Jurnal Ilmiah Foreign Case Study, yang diberi Judul Daya Tarik Arsitektur Bangunan Wat Arum Di Bangkok Thailand.

 

B. Tujuan dan Manfaat 

Tujuan dari pembuatan Lapaoran Jurnal Ilmiah ini adalah digunakan untuk memenuhi standar kualifikasi kelulusan dalam menyelesaikan Studi Strata satu (S1) Hospitality dan syarat menempuh ujian akhir jurusan Hospitality, serta Manfaat dari Program Foreign Case Study ini dapat dijadikan sebagai Gambaran Mahasiswa menganai 

Kebudayaan, Gaya Hidup, Perekonomian, Perilaku  dan Perkembang serta Pembangunan Sektor Pariwisata di Negara Thailand dan beberapa negara lainnya dapat dijadikan sebagai contoh dalam Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata di Indonesia kedepannya.

 

C. Metodologi 

Metode yang penulis gunakan dalam pembuatan dan penulisan Jurnal Ilmiah Foreign Case Study ini adalah sebagai berikut :

1.      Melakukan Observasi langsung di atraksi wisata Arsitektur Bangunan Wat Arum Bangkok Thailand mengikuti Program Foreign Case Study pada tanggal 25 Maret 2019

2.      Mengumpulkan data tambahan dari internet dan beberapa narasumber.

D. Gambaran Umum Negara Thailand

Thailand adalah sebuah negara Monarki Konstitusional yang terletak di Asia Tenggara. Dengan sistem pemerintahan Monarki Konstitusional tersebut, Kepala negara Thailand adalah seorang Raja dan

Kepala Pemerintahannya adalah seorang Perdana Menteri. Luas wilayah Thailand adalah sebesar 513.120 km2 dengan jumlah penduduknya adalah sebanyak 68.200.824 jiwa. Mayoritas penduduk Thailand adalah etnis Thai dan beragama Buddha.

Secara astronomis, Thailand terletak di antara 5°- 21° LU dan 97°- 106° BT. Negara yang nama lokalnya disebut Mueang Thai ini secara geografis berbatasan dengan Laos dan Kamboja di sebelah Timurnya sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Myanmar dan Laut Andaman. Di sebelah Selatan, Thailand berbatasan dengan Malaysia dan Teluk Siam. Sebelumnya, Negara Thailand ini dikenal juga dengan sebutan Negara Siam.

Di hubungan luar negeri, Thailand adalah salah satu negara pendiri ASEAN bersama dengan Indonesia, Malaysia, Singapura dan Filipina. Kota Bangkok yang merupakan Ibukota Thailand adalah kota dimana organisasi geo-politik dan ekonomi ASEAN ini didirikan. Selain sebagai anggota ASEAN, Thailand juga merupakan anggota PBB dan lembagalembaga dibawah PBB serta anggota APEC dan Interpol. Thailand juga dikenal sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara-negara Eropa.

Negara-negara Anggota ASEAN.Di bidang perekonomian, Thailand memiliki pendapatan domestik bruto atau PDB sebesar USD. 1,161 triliun dengan pendapatan perkapitanya sebesar USD. 16.800,-. Infrastruktur Thailand berkembang dengan sangat baik dengan kebijakan-kebijakan pro-investasi sehingga banyak perusahaan yang menanamkan modalnya di negeri gajah putih tersebut. Dua pertiga PDB Thailand adalah berasal dari ekspor komoditas keluar negeri. Produk-produk yang diekspor oleh Thailand diantaranya seperti produk otomotif, produk elektronik, komoditas agrikultur dan produk-produk pengolahan bahan makanan. Pertumbuhan ekonomi Thailand adalah sebesar 3,2% di tahun 2016.Di bidang perekonomian, Thailand memiliki pendapatan domestik bruto atau PDB sebesar USD. 1,161 triliun dengan pendapatan perkapitanya sebesar USD. 16.800,-. Infrastruktur Thailand berkembang dengan sangat baik dengan kebijakan-kebijakan pro-investasi sehingga banyak perusahaan yang menanamkan modalnya di negeri gajah putih tersebut. Dua pertiga PDB Thailand adalah berasal dari ekspor komoditas keluar negeri. Produkproduk yang diekspor oleh Thailand diantaranya seperti produk otomotif, produk elektronik, komoditas agrikultur dan produk-produk pengolahan bahan makanan. Pertumbuhan ekonomi Thailand adalah sebesar 3,2% di tahun 2016.


A. Profil Bangkok

 

Bangkok adalah ibu kota dan kota terbesar di Thailand. Kota ini terletak di tepi barat Sungai Chao Phraya, dekat Teluk Thailand.Bangkok adalah salah satu kota dengan perkembangan terpesat, dengan ekonomi yang dinamis dan kemasyarakatan yang progresif di Asia Tenggara. Kota ini sedang berkembang menjadi pusat regional yang dapat menyaingi Singapura dan Hong Kong. Bangkok telah lama menjadi pintu masuk bagi penanam modal asing yang ingin mencari pasar baru di Asia. Kota ini juga mencatat sebagai salah satu kota di dengan laju penambahan konstruksi gedung pencakar langit tercepat. Kaya akan situs-situs budaya membuat Bangkok sebagai salah satu tujuan wisata terpopuler di dunia.

1. Regulation

 Masing-masing negara di dunia memiliki regulasi yang berbeda - beda, tetapi fokus negara yang penulis susun dalam jurnal adalah Bangkok. Berdasarkan pengalaman yang penulis alami saat melakukan FCS, Bangkok merupakan negara yang memiliki aturan yang cukup ketat. Saat penulis sampai di bandara, penulis langsung menuju imigrasi untuk melakukan pengecekan passport. Sebagian besar warga negara Bangkok menggunakan Bahasa Thailand sebagai komunikasi sehari-hari, hanya sebagian kecil yang fasih dalam berbahasa Inggris. Hal ini membuat wisatawan sedikit sulit dalam memahami bahasa sehari hari mereka. Untuk  transportasi publik sendiri juga terdapat aturan bagi para wisatawan agar tidak berbuat mesum, merokok, dan  makan selama berada di dalam kendaraan.


2. Culture


 Asia memiliki berbagai budaya menarik banyak menjadi tujuan wisatawan dari mancanegara. Memiliki budaya dan lokasi yang eksotis merupakan daya tarik bagi negara-negara di Asia. Salah satunya

  Bangkok Thailand, dengan budaya kental yang masih terasa di tengah     modernitas.Bangkok bisa dibilang sudah mengalami kemajuan dari sisi peradaban, namun para penduduk lokalnya sangat mempertahankan tinggi nilai budaya mereka. Jadi, disaat kemajuan zaman sudah berjala budaya asli tidak terhapuskan.

Agama di Thailand beragam. Tidak ada agama negara resmi dalam konstitusi Thai, kebebasan beragama diberikan kepada seluruh warga negara Thai, meskipun raja yang disahkan secara hukum harus beragama Budha Theravada.  Agama utama yang dipraktikan di Thailand adalah Buddha.  Agama Buddha di Thailand sebagian besar beraliran Theravada. Sekitar 90% dari jumlah penduduk di Thailand adalah Buddha dari aliran Theravada, meskipun Buddha Thai dipraktikan bersama dengan agama asli Tionghoa oleh Tionghoa Thai. 

Wihara-wihara Buddha di Thailand diciri-cirikan dengan stupastupa emas yang tinggi, dan arsitektur Buddha Thailand yang mirip dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, khususnya Kamboja dan Laos, yang berbagi warisan sejarah dengan Kamboja.

 

3. Behavior

Masyarakat Thailand merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan etnis. Ada etnis Melayu, Laos, Vietnam, China dan lain sebagainya. Dari berbagai golongan etnis tersebut, mereka harus bisa bersatu padu, agar menumbuhkan rasa keharmonisan dalam menjalin hubungan bersmasyarakat. Sehingga terwujud kesejahteraan dalam masyarakat. Masyarakat Thailand berperan penting dalam membangun kesejahteraan hidupnya. Mereka terbiasa hidup dengan saling bekerja sama. Kesejahteraan dan kemakmuran merupakan kunci utama dalam menciptakan keharmonisan bermasyarakat dalam negara ini. Dengan adanya kemakmuran dan kesejahteraan tersebut, dapat menciptakan masyarakat untuk saling bersatu padu dan terjalin suatu hubungan yang baik pada setiap insan manusia.


4. Lifestyle

Mengunjungi suatu negara adalah salah satu cara untuk mengetahui gaya hidup masyarakat yang tinggal di negara tersebut, salah satunya Bangkok. Bangkok adalah tujuan favorit turis di Asia serta penduduk dengan jumlah terbanyak di Thailand. Ada sejumlah cara untuk mengetahui gaya hidup masyarakat Bangkok, salah satu cara terbaik untuk memgetahui gaya hidup masyarakt Bangkok adalah dengan makan makanan lokal Bangkok. Beberapa makanan lokal Thailand terbaik bisa ditemukan di pinggir jalan (kaki lima). Restoran jalanan kebanyakan menghidangkan makanan tertentu, seperti olahan mie dengan bebek, babi, ayam, atau seafood, aneka sate, maupun aneka olehan mangga.

Cara lain yang untuk mengetahui gaya hidup masyarakat yang tinggal di negara tersebut adalah dengan mengunjungi pasar. Disana kita bisa banyak melihat maupun berinteraksi dengan pedagang. Kebiasaan yang dapat kita lihat disana adalah keramahan pedagangnya. Bangkok juga dikenal dengan kehidupan spiritualitas yang tinggi dan masyarakat yang ramah serta murah senyum. 


B. Sejarah Dan Perkembangan Wat Arun

 

Sesuai gelar yang disandangnya “Kota Bidadari” atau City Of Angels, Krung Thep dalam Bahasa Thai. Bangkok mempunyai sejuta pesona yang menarik bagi turis-turis dari mancanegara. Ibukota sekaligus kota terbesar di Thailand ini menawarkan berbagai tempat yang pantas dikunjungi, mulai dari istana yang megah, kuil-kuil  yang artistik, pusat belanja yang super besar, ramai dan menawarkan berbagai macam produk dengan harga terjangkau, kehidupan malam yang gemerlapan, Bangkok juga dikenal dengan kehidupan spiritualitas yang tinggi dan masyarakat yang ramah serta murah senyum. 

Bangkok memiliki banyak bangunan candi (Wat) yang menjadi tempat – tempat wisatawan untuk berkunjung, salah satu diantara candi tersebut adalah Wat Arun. Wat (candi) adalah sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha.

Wat Arun mulai dibangun sejak pusat pemerintahan Thailand masih berada di Ayutthaya dengan nama Wat Makok (Olive Temple) karena berlokasi di sebuah daerah bernama Tumbol Bangmakok. Pada era Thonburi, Raja Taksin merubah namanya menjadi Wat Chaeng. Kemudian Raja Rama II memeperbesar candi tersebut, pekerjaan tersebut selesai pada masa Raja Rama III, dan Raja Rama IV memberi nama candi Wat Arunratchawararam.

Kuil Wat Arun ini memiliki tinggi 67 Meter yang dibangun pada 179 tahun lalu oleh Raja Prak Nang Klao atau Rama II. Struktur bangunannya terbuat dari keramik yang ditata dengan baik.Struktur bangunan Kuil Wat Arun yang terbuat dari keramik ini bermula dari perjalanan kapal pengangkut kaca dan keramik dihantam badai. Hingga, sejumlah keramik yang dimuat di kapal tersebut pecah.

Saat itu, kapal ini sedang melakukan perjalanan ke negeri Tiongkok. Namun, atas perintah dari Raja Rama II, keramik tersebut dibuat untuk membangung kuil ini. Ternyata, keramik pecah ini membuat bangunan itu semakin indah dan elegan.

Kuil Wat Arun ini terlihat menggunakan tatanan keramik. Kuil ini memiliki empat menara yang terpasang di empat penjuru angin. Sedangkan di tengah-tengah terdapat satu kuil utama. Di kuil utama ini terdapat tangga sehingga para wisatawan bisa naik hingga ke puncak kuil.

Bagian dasar kuil utama ini terdapat tatanan keramik bermotif pohon yang tertata melingkari bangunan tersebut. Wat Arun akan lebih eksotik ketika dilihat saat matahari terbenam hingga malam hari. Dengan penerangan yang ada, Kuil atau candi ini akan menyala karena struktur keramik yang menyusunnya.

  

C. Arsitektur Bangunan Wat Arun


Wat Arun dibangun dengan gaya arsitektur Khmer, dengan jenis bangunan Phra Prang. Konsep yang diambil pada candi ini hampir sama dengan candi-candi lainnya yaitu Thridhatu. Prang pusat merupakan Prang terbesar yang menyerupai sekaligus melambangkan gunung Meru (sebagai pusat alam semesta yang di dasarnya terdapat samudra luas, dengan matahari dan bulan yang mengelilinginya). [4]Gunung Meru sangat sering disebutkan dalam dongeng dan legenda Hindu. Beberapa legenda antara lain mengisahkan bahwa Gunung Meru dan dewa angin Bayu semula adalah sahabat. Akan tetapi seorang bijak Narada mendekati Bayu dan membujuknya untuk menaklukkan gunung itu. Bayu meniupkan angin dengan kekuatan penuh sepanjang tahun untuk meruntuhkan gunung itu, akan tetapi Meru dilindungi oleh sayap Garuda tetap bertahan. Setelah satu tahun Garuda mulai lelah dan beristirahat sejenak, akibatnya puncak gunung Meru tertiup dan terpenggal. Pecahan puncak gunung itu jatuh ke lautdan membentuk pulau Sri Lanka. Oleh sebab itu disekeliling Prang utama terdapat empat Prang kecil dengan patung dewa Bayu di atasnya.

Pada Prang Utama terdapat 3 tingkatan:

1.        Trayastrimsa : Berada di puncak (paling atas) melambangkan kehidupan dewa-dewa.

2.        Caturmaharajikakayika : Berada pada bagian tengah, terdapat 4 penjaga yaitu  kumbhandas (org kerdil), gandharvas (peri), Nagas (naga), yaksas (jin)

3.        Asuras : Area paling bawah, melambangkan lautan luas.

Pada bagian badan bangunan, terdiri dari :

1.      Bagian paling dasar/pondasi disebut Tan Phai Tee, terbuat dari tumpukan batu.

2.      Teras pada tingkat kedua disebut Taksin atau Pra-Taksin.

3.      Keramik berbentuk bunga, pohon, dan daun pada tingkat dua menyimbolkan Hutan Himavant yang berada di kaki gunung Meru.

4.      Pada tingkat 2, terdapat goa yang berisi reliefKinnorn dan Kinnaree, yaitu manusia setengah burung yang  hidup di Hutan Himavant.

Cheung Bart adalah bagian  paling atas dari tiap tingkatan.

1.      Pada Cheung Bart tingkat kedua ini terdapat relief raksasa yang disebut Marn Bak.

2.      Pada Cheung Bart terdapat 64 buah relief raksasa.

3.      Relief kera atau Krabi Bak yang menghiasi area Cheung Bart pada tingkat ketiga. Terdapat 46 jumlah relief kera.

4.      Pada Cheung Bart tingkat keempat ini terdapat relief dewa pencipta menurut agama Hindu yaituBrahma/Brahma Bak.

5.      Pada Cheung Bart terdapat 52 buah relief Brahma.

6.      Patung Dewa Indra terdapat pada bagian paling puncak. Merupakan pimpinan dari para dewa. 

7.      Terdapat juga Relief Dewa Wisnu/Rama yaitu dewa pelindung dengan Burung Garuda yang menjadi kendaraannya. 

8.      Yod Noppasoon  Mahkota emas ini untuk melambangkan Buddha :

a.           tinggi 1,2 m

b.          Berat 185 kg         

c.           Lebar 52 cm

Candi-candi kecil yang mengelili candi utama disebut Prang Thit , terdapat relief marn bak, krabi bak dan relief-relief lainnya seperti:

a.       Patung       Dewa   angin Phra      Pai dengan      kuda    sebagai kendaraannya.

b.      Patung Dewa dan Narasingha. Setengah singa dan setengah manusia yang dianggap sebagai reinkarnasi dewa wisnu.

Di antara Prang Thit terdapat Mondop , yaitu bangunan untuk menggambarkan kisah perjalanan Budha. Dekorasi wat arun sebagian besar menggunakan keramik dan porselen. Sebagian berasal dari cina maupun sumbangan dari warga. Berupa mangkok yang disebut Banjarong.

             

D. Ketertarikan Terhadap Negara Thailand

Ibu kota Thailand bakal memiliki menara observasi pertamanya. Setinggi 459 meter, menara ini bakal menjadi menara tertinggi keenam di dunia sekaligus menara observasi tertinggi di Asia Tenggara. Menara ini dibangun bersama oleh dua yayasan, yakni Bangkok Observation Tower Foundation dan National Identity Foundation, setelah pemerintah Thailand baru-baru ini menyetujui pembangunan landmark baru di Negeri Gajah Putih tersebut. Biaya konstruksi, yang totalnya mencapai 138 juta dolar AS, bakal didanai oleh lebih dari 50 organisasi sektor swasta yang berkontribusi terhadap proyek tersebut.

Terletak di tepi Sungai Chao Phraya, Menara Observasi Bangkok dibangun di atas tanah seluas 6.400 meter persegi yang dimiliki oleh Departemen Keuangan Thailand dan disewakan ke Bangkok Observation Tower Foundation selama 30 tahun. Yayasan ini juga diharuskan menyerahkan kepemilikan menara dan semua bangunan lainnya di tanah tersebut ke Departemen Keuangan saat pembangunannya selesai pada 2019.

Desain menara yang mirip lilin ini terinspirasi dari jutaan penduduk Thailand yang menyalakan lilin pada hari ulang tahun mendiang Raja Bhumibol Adulyadej sebagai simbol agar negara tersebut terus dilimpahi kemakmuran. Pembangunan menara ini disambut baik oleh

Ittirith Kinglake, Presiden Dewan Pariwisata Thailand. “Ada 32,6 juta pengunjung ke Thailand pada 2016 yang menghabiskan hampir 72 miliar dolar selama kunjungannya. Pada 2020, jumlah pengunjung ke Thailand diperkirakan meningkat menjadi 41,5 juta pengunjung. Pariwisata secara konsisten menjadi salah satu pendapatan terpenting negara kami dan menyumbang 17,7 persen dari PDB. Kehadiran menara ini akan menjadi penggerak pariwisata yang signifikan bagi Thailand,” kata Ittirith.

 

 

1) Daya tarik Wat Arun

Wat Pho ini merupakan wat yang terbesar dan tertua di Bangkok. Wat ini juga merupakan tempat bernaungnya ribuan patung buddha dan sebuah patung raksasa berlapis emas, The Reclining Buddha (patung Buddha berbaring) yang panjangnya 43 meter dengan tinggi yang mencapai 15 meter, mata dan kakinya terbuat dari kerang mutiara, bertuliskan 108 ciri agung Buddha.

2) SejarahWat Arun 

Bangkok, Thailand. Selain bisa berpuas diri berbelanja aneka barang murah di pasar, pastinya saya tak ingin melewatkan kesempatan untuk berwisata ke tempat-tempat yang wajib didatangi. Salah satunya adalah Wat Arun, yang disebut-sebut sebagai tempat wisata sejarah murah di Bangkok. Hanya bermodalkan THB 3 atau sekitar seribu rupiah, perjalanan melewati sungai Chao Phraya sudah bisa saya dapatkan. Banyak perahu yang berlalu-lalang membuat lalu lintas air makin ramai. 

Angin yang berembus kencang seakan menemani udara panas yang tak berhenti membakar kulit. Lihat, di ujung sana, candi megah nan elok berdiri kokoh, Wat Arun.Untuk masuk ke tempat ini, kita pun tak perlu merogoh kocek yang mahal. 

                 

Cukup membayar THB 50 atau sekitar 15 ribu rupiah dan kita pun sudah bisa berwisata sejarah di sini.Nama Wat Arun sendiri berasal dari Aruna atau Dewa Fajar yang juga dikenal sebagai Temple of the Dawn. Candi ini diperuntukkan bagi umat Buddha. 

Bagi mereka, candi merupakan lambang dari gunung. Selain itu, candi juga berfungsi untuk menyimpan abu orang-orang yang sudah meninggal. Mereka percaya apabila abunya ditaruh di candi, maka arwah orang tersebut akan tinggal dengan tenang di pegunungan bersama Sang Buddha. Candi yang dijuluki Kuil Fajar ini banyak didominasi oleh warna putih. Dekorasi kerang dan potongan keramik warna-warni menjadi daya tarik tersendiri bagi Wat Arun. 

Berbeda dengan candi-candi lainnya yang biasanya berasal dari reruntuhan batu. Potongan keramik dari Cina di dinding-dinding Wat Arun berasal dari kapal-kapal karam. Berbagai patung di sana juga menjadi simbol unik yang menjadi ciri khas lain bagi Wat Arun.Bila berkunjung ke sini, tentu saja kita tidak boleh melewatkan kesempatan untuk berfoto di depan Wat Arun.  

Kostum tradisional ala Thailand pun disewa dengan harga THB 200-250. Kita pun dapat berpose di depan candi. Tentu, aura dan kekhasan Negeri Gajah Putih ini akan begitu terasa.Candi ini memiliki tiga lantai yang masing-masing level mengartikan neraka, bumi, dan surga. Namun, pengunjung yang datang hanya diperbolehkan untuk mencapai bumi.  

Setiap lantainya ditopang oleh patung makhluk raksasa dari laut yang berdiri dengan satu lutut.Untuk mencapai ke lantai atas, kita harus menaiki tangga yang begitu tinggi dan curam. Tak heran apabila banyak pengunjung yang lebih memilih untuk menaiki atau menuruni banyak anak tangga lewat pinggir. Siapapun tampaknya harus bepegangan pada pegangan tangga yang terbuat dari metal di kiri dan kanan tangga. kita juga harus berhati-hati dengan curamnya tangga. Sekadar tips, lebih baik memakai sepatu dan sandal yang nyaman untuk menaiki atau menuruni tangga.

Ketika berada di atas, kita bisa menyaksikan sungai Chao Phraya yang begitu indah. Kapal-kapal pun sering berlalu lalang di atas sungai tersebut. Rasanya begitu dekat dengan awan dan keindahannya sungguh memanjakan mata. Tak heran apabila salah

satu landmarkpaling terkenal di Bangkok, Thailand ini menarik banyak wisatawan lokal maupun asing.

Sesudah dari Wat Arun, kita bisa mampir ke toko baju atau toko souvenir di luar area wisata Wat Arun. Bila udara sedang panas, jangan lupa untuk menikmati es kelapa muda nan segar atau mencicipi manisnya mangga yang dapat dibeli satuan. Berbagai panganan khas pinggir jalan seperti sate sosis, sate ayam, dan sate babi pun juga bisa menjadi pilihan camilan tepat. Banyak orang berkata, waktu

berkunjung terbaik ke Wat Arun adalah saat sore hari.  

 

3) Wat Arun, Wisata Sejarah Murah di Bangkok\

Pertama saya menyambangi Bangkok, Thailand. Selain bisa berpuas diri berbelanja aneka barang murah di pasar, pastinya saya tak ingin melewatkan kesempatan untuk berwisata ke tempat-tempat yang wajib didatangi. Salah satunya adalah Wat Arun, yang disebut-sebut sebagai tempat wisata sejarah murah di Bangkok.

Hanya bermodalkan THB 3 atau sekitar seribu rupiah, perjalanan melewati sungai Chao Phraya sudah bisa saya dapatkan. Banyak perahu yang berlalu-lalang membuat lalu lintas air makin ramai. Angin yang berembus kencang seakan menemani udara panas yang tak berhenti membakar kulit. Lihat, di ujung sana, candi megah nan elok berdiri kokoh, Wat Arun.

Belum ke Bangkok namanya apabila belum mengunjungi Wat Arun. Salah satu tempat wisata yang terkenal ini tentu harus masuk ke dalam daftar destinasi selama di Bangkok. Wat Arun terletak di barat hulu sungai Chao Phraya. Oleh masyarakat, tempat wisata ini merupakan landmark paling populer di Thailand. Bila ingin datang ke tempat ini, kita harus menyeberangi sungai Chao Phraya dengan kapal yang disediakan. Hanya memakan waktu lima menit, kita pun sudah sampai di Wat Arun.

 Untuk masuk ke tempat ini, kita pun tak perlu merogoh kocek yang mahal. Cukup membayar THB 50 atau sekitar 15 ribu rupiah dan kita pun sudah bisa berwisata sejarah di sini. Nama Wat Arun sendiri berasal dari Aruna atau Dewa Fajar yang juga dikenal sebagai Temple of the Dawn. Candi ini diperuntukkan bagi umat Buddha. Bagi mereka, candi merupakan lambang dari gunung. Selain itu, candi juga berfungsi untuk menyimpan abu orang-orang yang sudah meninggal. Mereka percaya apabila abunya ditaruh di candi, maka arwah orang tersebut akan tinggal dengan tenang di pegunungan bersama Sang Buddha.

Candi yang dijuluki Kuil Fajar ini banyak didominasi oleh warna putih. Dekorasi kerang dan potongan keramik warna-warni menjadi daya tarik tersendiri bagi Wat Arun. Berbeda dengan candi-candi lainnya yang biasanya berasal dari reruntuhan batu. Potongan keramik dari Cina di dinding-dinding Wat Arun berasal dari kapal-kapal karam. Berbagai patung di sana juga menjadi simbol unik yang menjadi ciri khas lain bagi Wat Arun.

Bila berkunjung ke sini, tentu saja kita tidak boleh melewatkan kesempatan untuk berfoto di depan Wat Arun. Kostum tradisional ala Thailand pun disewa dengan harga THB 200-250. Kita pun dapat berpose di depan candi. Tentu, aura dan kekhasan Negeri Gajah Putih ini akan begitu terasa.

Candi ini memiliki tiga lantai yang masing-masing level mengartikan neraka, bumi, dan surga. Namun, pengunjung yang datang hanya diperbolehkan untuk mencapai bumi. Setiap lantainya ditopang oleh patung makhluk raksasa dari laut yang berdiri dengan satu lutut. Untuk mencapai ke lantai atas, kita harus menaiki tangga yang begitu tinggi dan curam. Tak heran apabila banyak pengunjung yang lebih memilih untuk menaiki atau menuruni banyak anak tangga lewat pinggir. Siapapun tampaknya harus bepegangan pada pegangan tangga yang terbuat dari metal di kiri dan kanan tangga. kita juga harus berhati-hati dengan curamnya tangga. Sekadar tips, lebih baik memakai sepatu dan sandal yang nyaman untuk menaiki atau menuruni tangga.

Ketika berada di atas, kita bisa menyaksikan sungai Chao Phraya yang begitu indah. Kapal-kapal pun sering berlalu lalang di atas sungai tersebut. Rasanya begitu dekat dengan awan dan keindahannya sungguh memanjakan mata. Tak heran apabila salah satu landmarkpaling terkenal di Bangkok, Thailand ini menarik banyak wisatawan lokal maupun asing.

 

a) Pengertian Wat Arun

    Wat Arun adalah salah satu tujuan wajib kalau kamu ke Bangkok. Wat Arun terletak pas di tepi Sungai Chao Phraya. Sungai yang membelah kota Bangkok dan sekitarnya. Untuk menuju ke Wat Arun, kamu bisa naik BTS menuju Saphan Taksin. Dari stasiun tinggal jalan kaki aja ke dermaga Central Pier. Dari Central Pier ada banyak sekali tipe boat Sungai Chao Phraya.

     Masing-masing tipe boat dibedakan berdasarkan warna bendera nya. Menurut pengalaman Arief, tarif boat bendera biru 40 Baht, sedangkan yang bendera orange cuma 15 Baht. Jika ingin ke Wat Arun, turun di Tha Tien Pier (N8). Dari Tha Tien, masih harus nyebrang karena Wat Arun ini letaknya di seberang dari Tha Tien Pier. Tarif ferry nyebrang 3 Baht.

 

b) Kuil Wat Arun, Candi Fajar Di Tepi Chao Phraya

   Seperti yang kita tau, kuil Wat Arun memiliki nama lain Kuil Fajar, ataupun Candi Fajar. Kuil ini amat cantik, terlebih karena letaknya yang cukup strategis. Betapa tidak? Lokasinya saja berada di tepian Sungai Chao Praya. Anda yang pernah berwisata ke Thailand mungkin sudah familiar dengan kondisi sungai yang satu ini.

Meskipun di pinggir sungai, Thailand ternyata memiliki transportasi air yang cukup bisa diAndalkan. Terlebih, perahuperahu yang ada memang sengaja digunakan untuk mengangkut para wisatawan. Bedanya dengan kebanyakan sungai yang ada Indonesia, Sungai Chao Phraya nampak amat terawat, tidak ada sampah yang menumpuk di bantaran kali, dan airnya terlihat cukup baik.

     Hampir setiap hari perahu yang mengangkut wisatawan berlalulalang di sungai ini. Bahkan, lalu lintas perahu wisatawan makin dipadatkan ketika musim liburan sedang berlangsung. Saking padatnya jadwal penyebrangan, sungai ini seakan menjelma sebagai pemutar roda pariwisata di negri Gajah Putih ini.

 

c) Bangunan Yang Indah, Dan Penuh Dengan Nuansa Sejarah

      Karena letaknya yang strategis, tak mengherankan bila objek wisata yang satu ini selalu ramai dikunjungi. Candi Budha yang memiliki nama asli Wat Arunratchawararam Ratchaworamavihara ini dibangun pada era kerajaan Ayutthaya, yang lebih dikenal dengan sebutan Wat Makok.

       Seiring berjalannya waktu, Raja Rama II & Raja Rama IV pun berkuasa. Dengan pergantian tahta ini, nama yang diberikan oleh penguasa sebelumnya pun dirubah dengan nama yang tersemat padanya hangga masa kini.

       Wat Arun memang terlihat indah. Saat senja tiba, keindahannya makin bertambah, begitu pula saat sang surya baru terbangun dari ufuk timur. Saking indahnya, mengamati bangunan setinggi 70 meter dari tempat yang sedikit jauhpun masih saja terasa syahdu.Dan tentunya, kuil ini amat cocok bila Anda jadikan objek fotografi yang akan melengkapi koleksi foto yang Anda miliki.        Kuil ini memiliki banyak ornamen indah, dan bernilai seni tinggi. Dimana, detail ornament tersebut mengingatkan para pengunjung dengan sebuah guci porselen berpadu keramik antic dari negri Cina. Pembuatan anak tangganya pun cukup unik. Dengan ukuran yang sempit dan menukik, agaknya memaksa setiap orang untuk berhati-hati dalam menaiki, ataupun menuruni setiap anak tangga yang ada.

        Bila Anda tertantang untuk menaiki anak tangga tadi hinnga mencapai puncak, Anda akan mendapati suguhan pemAndangan yang amat menakjubkan. Bayangkan, dari atas bangunan candi, Anda bisa menikmati suguhan pemAndangan alam khas sungai Chao Phraya yang dihiasi perahu yang sesekali melintas, bahkan sebahagian kota Bangkok.

       Melirik ke sekitar Wat Arun, Anda bisa menjumpai tempat sewa baju tradisonal Thailand, yang bisa Anda gunakan sebagai pemanis dokumentasi liburan. Anda nampaknya harus menyiapkan baterai cadangan, karena di sekitar Wat Arun sendiri, terdapat banyak kuil yang cukup eksotis untuk Anda abadikan dengan kamera kesayangan.

       Saat senja tiba, Anda bisa memotret pemAndangan tempat pemujaan terhadap Budha sepuasnya, hingga waktu menjelang tutup. Masih kurang puas? Tenang, Anda bisa membeli berbagai macam produk souvenir khas Thailand, yang ditawarkan oleh para pedagang di sekitaran area Dermaga.

 

d) Tiket Masuk Wat Arun  

       Tempat yang bagus, tak melulu memiliki harga tiket masuk yang tinggi. Buktinya, untuk objek wisata sekelas Wat Arun saja Anda hanya memerlukan sekitar 50 Bath. Ingin mendapat tawaran harga yang lebih murah lagi? Mampir saja ke website H.I.S Travel yang selalu standby melayani Anda. Bila Anda beruntung, Anda berkesempatan untuk mendapat promo paket liburan ke Thailand, termasuk juga wisata Wat Arun.


4) Akses Denah  Lokasi Wat Arum



 

 

Bila Anda ingin mengunjungi kuil yang mempesona ini, Anda bisa mengunjunginya dari pukul 8 pagi, hingga 17.30 (atau beberapa saat setelah matahari terbenam). Untuk urusan transportasi, Anda harus menaiki BTS (Sky Train) ke Saphan Taksin Station, dengan sebelumnya transit di Siam Station.Dari Saphan Taksin Station, Anda bisa berjalan 5 menit ke dermaga Than Thien, lalu berlanjut dengan perahu boat hingga ke dermaga N8 Wat Arun.

Sebelum beranjak dari penginapan, pastikan terlebih dahulu agar

Anda membawa semua barang penting seperti Smart Phone, Kartu Identitas, serta dompet. Amat disarankan untuk membawa kamera, serta baterai cadangannya, agar liburan Anda dapat terdokumentasikan dengan sempurna.

Bila Anda ingin mengunjungi kuil yang mempesona ini, Anda bisa mengunjunginya dari pukul 8 pagi, hingga 17.30 (atau beberapa saat setelah matahari terbenam). Untuk urusan transportasi, Anda harus menaiki BTS (Sky Train) ke Saphan Taksin Station, dengan sebelumnya transit di Siam Station.Dari Saphan Taksin Station, Anda bisa berjalan 5 menit ke dermaga Than Thien, lalu berlanjut dengan perahu boat hingga ke dermaga N8 Wat Arun. Sebelum beranjak dari penginapan, pastikan terlebih dahulu agar

Anda membawa semua barang penting seperti Smart Phone, Kartu Identitas, serta dompet. Amat disarankan untuk membawa kamera, serta baterai cadangannya, agar liburan Anda dapat terdokumentasikan dengan sempurna.

  

A. Kesimpulan

Wat Arun merupakan salah satu candi di kota Bangkok. Candi ini memiliki gaya arsitektur yang khas di Thailand. Keistimewaan yang melekat pada bangunan Wat Arun ini, menjadikan tempat ini memiliki nilai budaya serta sejarah. 

Masyarakat sekitar Wat Arun ini memiliki peran yang penting dalam mempertahankan nilai – nilai sejarah serta budaya agar tetap lestari. Untuk menjaga serta memelihara bangunan candi masyarakat sekitar terus ikut berperan menjaga kebersihan serta kelestarian bangunan candi tersebut agar tetap menjadi tempat wisata yang terus popular di kalangan wisatawan mancanegara.

 

B.Saran

 

Wat Arun adalah salah satu candi yang penuh akan sejarah dan nilai – nilai budaya yang menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi wisatawannya. Namun terdapat beberapa hal yang harus lebih diperhatikan dari pihak pengelola diantaranya penambahan fasilitas – fasilitas umum bagi wisatawan seperti tempat duduk untuk mengantisipasi wisatawan yang kelelahan serta penambahan tempat sampah yang seharusnya ada di setiap sudut tempat wisata tersebut. 

Serta untuk Indonesia, Indonesia perlu menjadikan Thailand sebagai contoh pembangunan dan pengembangan pariwisata di Indoensia, salah satunya yaitu dari segi transportasi dan aksesbilitas, menginggat negara indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki beragam daya tarik wisata yang berbeda disetiap daerah, sehingga untuk menunjang berjalannya pariwisata di Indoneisa perlu adanya Transportasi umum atau wisata serta aksesbilitas berupa jalan yang memadai yang dapat mempermudah akses wisatawan menuju lokasi wisata yang juga dilengkapi dengan infrastruktur pariwisata yang memadai. 

Selain itu masyarakat Indoneisa juga perlu mencontoh perilaku baik dari masyarakat malaysia yang menghargai hak pejalan kaki, berbudidaya antri dan tidak membuang sampah sembarangan yang perlu dicontoh oleh masyarakat indoneisa untuk menciptakan negara yang aman, bersih dan tertib yang juga harus diimbangi dengan sikap tegas dari pemerintah dan kesadaran diri dari masyarakat indoneisa untuk mau berubah.

 

 

LAMPIRAN 

 



 


 

 

 


TERAPAN BRAND “JOGJA ISTIMEWA” TERHADAP PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS COMMUNITY BASED TOURISM (CBT) DI YOGYAKARTA

ABSTRACT The brand of “Jogja Istimewa” (Jogja is Special) is one of boosters of tourism development in Yogyakarta which increases each yea...