Senin, 12 April 2021

 |مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192.). (sumber : rumaysho(dot)com)


Maka dari itu, kami membuka donasi untuk bagi siapa saja yang ingin berdonasi (diutamakan dalam bentuk nasi box dan diantar langsung ke lokasi). Sasaran takjil ini diutamakan untuk dhuafa, driver ojek dan mahasiwa/i. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk bagi siapa saja yang sangat membutuhkan takjil.


Semoga amal bagi siapa saja yang ingin berdonasi dilipatgandakan oleh Allah SWT dan dimudahkan dalam menjalani puasa Ramadhan ini sampai akhir nanti. 


Rabu, 07 April 2021

Candi Kalasan terletak di Dusun Kalibening, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Isti¬mewa Yogyakarta.


 

Candi Kalasan terletak di Dusun Kalibening, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Isti­mewa Yogyakarta. Tepatnya di sebelah selatan jalan raya Yogyakarta – Solo, kira-kira 14 Km dari Yogyakarta. Candi Kalasan berada di lingkungan pemukiman yang cukup  padat.

Menurut bukti tertulis berupa prasasti yang ditemukan tidak jauh dari lokasi candi, disebutkan tentang para guru yang berhasil membujuk Maharaja Tejahpurana untuk membangun bangunan suci untuk Dewi Tara dan sebuah biara bagi para pendeta dalam kerajaannya. Maharaja Tejahpurana Panangkaran kemudian menghadiahkan Desa Kalasan kepada para sangha. Prasasti yang berangka tahun 700 Saka (778 M), dan menggunakan huruf Pranagari serta berba­hasa Sanskerta ini diperkirakan berkaitan erat dengan pendirian Candi Kalasan. Apabila tahun pendirian candi tersebut dikaitkan dengan prasasati tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Candi Kalasan dibangun sekitar tahun 778 M.

Candi Kalasan dibangun di atas tanah yang kondisinya lebih rendah daripada tanah sekitarnya. Dilihat dari ragam hias dan arsitekturnya, Candi Kalasan merupakan candi yang sangat indah. Kala yang berukiran indah dan kondisinya masih utuh menghiasi pintu masuk candi. Keistimewaan Candi Kalasan adalah dinding candi dilapisi bajralepa yang menjadikan bangunan candi sangat indah dengan warnanya yang kuning keemasan.

Pemugaran Candi Kalasan telah dilakukan pada tahun 1927 sampai dengan 1929 oleh seorang Belanda bernama van Romondt. Dari hasil pemugaran tersebut dapat diketahui tinggi keseluruhan Candi Kala­san, yaitu 34 m, panjang 45 m, dan lebar 45 m.
Ba­ngunan Candi Kalasan berbentuk bujur sangkar dengan sudut yang menjorok keluar, dan menghadap ke arah timur. Tubuh candi mempunyai empat penampil yang kondisinya tidak utuh lagi. Kaki candi ber­diri di atas soubasement (alas) yang berbentuk bujur sang­kar berukuran 45 m x 45 m. Pada keempat dinding soubasement terdapat tangga yang menuju lantai-lantai soubasement. Keistimewaan lain yang dimiliki Candi Kalasan adalah adanya sebuah papan ba­tu langka yang bentuknya hampir setengah lingkaran (batu bulan/moon stone)  yang berada tepat di depan tangga masuk sisi timur. Pada pipi tangga bagian ujung lengan terdapat ma­kara dengan seekor singa dalam posisi duduk, berada di dalam mulutnya. Di bagian belalai makara terdapat gambar bunga dan untaian permata yang menggantung, teli­nganya seperti telinga se­ekor sapi dan berkumis se­perti daun tumbuh-tumbuh­an. Jenggernya terdiri atas timbunan kuncup-kun­cup, daun-daunan, dan tum­buh-tumbuhan. Selain itu, di sekeliling kaki candi diberi hiasan sulur-su­luran yang keluar dari se­buah jambangan atau pot.

Kondisi Candi Kalasan yang terletak di Dusun Kalibening, Tirtomartani, Kalasan akan dipugar pada 2018 mendatang. Pemugaran tersebut dilakukan setelah dilakukan penelitian selama dua tahun. Penelitian sendiri melibatkan sejumlah pakar dari multidisiplin.

Menurut Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jogja Winston Sam Dauglas Mambo, pemugaran Candi Kalasan yang rusak dilakukan untuk memperpanjang usianya. Selain itu, pelestarian bangunan cagar budaya juga merupakan amanat UU No.11/2010. Perpres No.54/2010 tentang pengadaan barang dan jasa dengan Perubahan Perpres No.5/2015 juga dinilai sebagai peluang untuk dilakukannya pekerjaan secara swakelola.

“Makanya, kami akan susun dulu perencanaan hingga tahap pelaksanaan pemugaran candi tersebut,” ujar dia, Senin (10/4/2017)

Arkeolog BPCB Wahyu Indrasana menjelaskan, pemugaran terhadap candi tersebut pernah dilakukan secara parsial. Saat itu, pemugaran hanya dilakukan pada bagian atap yang berlubang dan nat antar batu. Namun kegiatan tersebut belum mampu mengatasi masuknya air hujan ke dalam bilik candi.

“Untuk kapilerisasi air tanah belum pernah dilakukan,” jelas Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komisariat DIY - Jawa Tengah itu.

Menurutnya, pemugaran candi tersebut secara menyeluruh perlu segera dilakukan. Alasannya, bebatuan candi sudah mengalami penggaraman dalam taraf yang sangat mengkhawatirkan. Termasuk kerusakan wajralepa.

“Wajralepa merupakan bukti arkeologis yang penting, sambungan pada antarbatunya rusak. Kalau ini dibiarkan, secara perlahan dan pasti akan menghilangkan mutiaranya kesenian Jawa,” ujarnya.

Kepala Seksi Pelindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan BPCB Jogja Wahyu Astuti mengatakan, Candi Kalasan merupakan candi tertua yang dibangun pada 778 Masehi. Candi tersebut memiliki bentuk Kalamakara yang sangat indah. Namun saat ini, pada bagian dinding dalam bilik utama terdapat rekahan antarbatuan.

“Kerusakan itu mengindikasikan adanya pengembangan struktur bangunan ke arah luar akibat pergerakan struktur bangunan. Kondisi atap juga sudah tidak kokoh dan mudah bocor,” katanya.

G RAFIK

Candi Kalasan: Dusun Kalibening, Tiromartani, Kasalan. Ciri khas candi memiliki vajralepa (bajralepa) untuk melapisi ornamen-ornamen dan relief pada dinding luarnya. Candi Kalasan dibangun pada tahun Saka 700 (778 M), pada zaman Wangsa Syailendra dinasti Maharaja Tejapurnama Panangkarana. Tejapurnama Panangkarana adalah Rakai Panangkaran, putra Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Hindu. Bangunan suci tersebut diperuntukkan untuk memuja Dewi Tara.

Candi Kalangan berada pada ketinggian sekitar 20 meter diatas permukaan tanah, sehingga tinggi keseluruhan bangunan candi mencapai 34 m. Candi ini berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 45x45 m yang membentuk selasar di sekeliling candi. Di setiap sisi terdapat tangga naik ke emperan candi yang dihiasi sepasang kepala naga pada kakinya. Di hadapan anak tangga terbawah terdapat hamparan lantai dari susunan batu. Di depannya kaki tangga dipasang lempengan batu yang tipis dan halus dengan bentuk berlekuk-lekuk.

Candi Kalasan memiliki 4 buah pintu yang terletak di keempat sisi, namun hanya pintu di sisi timur dan barat yang mempunyai tangga untuk mencapai pintu dan hanya pintu di sisi timur yang merupakan pintu masuk ke ruang utama di tengah candi. Di sepanjang dinding candi terdapat cekungan-cekungan yang berisis berbagai arca, walaupun tidak semua arca masih berada di tempatnya. Diatas semua pintu dan cekungan selalu dihiasi dengan pahatan bermotif Kala. Tepat di atas ambang pintu, di bawah pahatan Kalamakara, terdapat hiasan kecil berupa wanita bersila memegang benda di kedua belah tangannya. Relung-relung di sisi kiri dan kanan atas pintu candi dihiasi dengan sosok dewa dalam posisi berdiri memegang bunga teratai.

 

 

 

 

 

 

TERAPAN BRAND “JOGJA ISTIMEWA” TERHADAP PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS COMMUNITY BASED TOURISM (CBT) DI YOGYAKARTA

ABSTRACT The brand of “Jogja Istimewa” (Jogja is Special) is one of boosters of tourism development in Yogyakarta which increases each yea...